˚ ⚘ ˏ Ghibah dan Namimah *ೃ

 Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada -Nya ...



 Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah Subhanahu wa ta’ala beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Subhanahu wa ta’ala sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.


Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  adalah hamba dan Rasul-Nya. Amma Ba’du:


Sungguh orang-orang beriman adalah bersaudara, satu mukmin dengan mukmin lain bagaikan sebuah bangunan yang saling menopang. Sedangkan ghibah (mengunjing) dan namimah (mengadu domba) merupakan dua penyakit yang akan merusak bangunan ukhuwah yang indah ini, yang akan merobohkan bangunan umat, merobek-robek kebersamaan, melahirkan persaingan hidup serta kebencian, dan juga akan merubah kehidupan bermasyarakat menjadi kubangan api yang membakar dedaunan hijau dan kering. Kalau demikian jelek efeknya, lantas bagaimana kiranya dengan sebagian orang diantara kita yang masih merasa santai, menganggap baik penyakit akut tersebut, serta senang tanpa merasa sungkan untuk duduk berada dimeja hidangan yang menghadirkan ghibah dan namimah.


Saya pernah melihat ada seseorang yang rajin sholat serta membaca al-Qur’an didalam masjid, akan tetapi, dirinya tidak mampu untuk menahan sehari saja dari ghibah atau namimah, disetiap jalan yang dia lewati, atau majelis yang ia duduk didalamnya, dengan rakusnya dia memakan kehormatan orang lain tanpa ada perasaan risih, malu apalagi takut. Dirinya seakan sedang berhadapan dengan hidangan makanan yang paling lezat, dan sedang meminum minuman yang paling menyegarkan. Bayangan awan yang menaunginya siang dan malam hanya menukil ucapan orang katanya dan katanya, mencela dan mengolok-olok orang lain.


Saya berkata dalam hati, ‘Apakah mungkin orang semacam ini mampu untuk memahami kalau sholat yang ditunaikan kepada Rabbnya ternyata bertentangan dengan semua sifat dan perilakunya tersebut’. Sesungguhnya tujuan sholat dikerjakan adalah untuk mencegah perilaku keji dan perbuatan mungkar. Apabila divisualisasikan dalam tingkah lakunya yang mengantarkan pada hilang akal pikiran sehatnya, maka tidak ada kebaikan didalam bacaan ayat-ayat Allah Subhanahu wa ta’ala kalau tanpa diikuti dengan mentadaburinya, dan tidak ada manfaat dalam tadaburnya jika tanpa direnungi makna kandungannya, dan tidak akan menumbuhkan ilmu kalau tanpa dibarengi dengan amal nyata.


Sungguh dalam ghibah dan namimah merupakan perilaku akhlak yang buruk yang akan memecah belah persatuan umat serta merobohkan bangunan umat nan kuat. Sedangkan, definisi ghibah adalah engkau menyebut-yebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci baik dengan ucapan, isyarat, ejekan, atau dalam bentuk tulisan. Hukumnya adalah haram dalam agama Allah Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  adalah hamba dan Rasul-Nya. Amma Ba’du: Dimana Allah Shubhanahu wa ta’ala secara tegas menegaskan dalam firman -Nya:

Referensi : almanhaj.or.id

𓆦 Fiqih.

You might also like my blog, maybe?

0 comments